Mereka Hidup Dekat dengan Alam
Pagi di kampung Warsambin Teluk Mayalibit Raja Ampat
Kampung Warsabin adalah kampung pertama di Teluk Mayalibit yang bisa ditempuh melalui jalur darat dari Waisai, ibukota kabupaten Raja ampat sedangkan 6 kampung lainnya harus lewat jalur laut. Satu-satunya transportasi umum yang digunakan oleh masyarakat Warsabin ke kota adalah bus DAMRI dengan membayar ongkos 25 ribu sekali jalan. Bus akan berangkat pagi dari kampung dan akan kembali sore harinya.
Jalanan Kampung Warsabin Teluk Mayalibit Raja Ampat |
Saya berjalan turun dari atas jalan menuju dermaga yang pagi itu ramai didatangi anak-anak kampung. Mereka asyik bermain dan yang lain sibuk mancing. Di ujung dermaga saya terpukau dengan anak perempuan, dia sangat lihai memancing. Ikan hasil mancing lebih banyak dibanding temannya yang lain.
Ooh ya namanya Sarina setelah saya berkenalan, setiap pagi dia memancing di dermaga kampung untuk lauk makan pagi sebelum ke sekolah. Tak sulit baginya untuk menangkap ikan hanya bermodal tepung terigu yang di campur air (mirip adonan kue) untuk umpan. Setiap pagi Sarina memperoleh puluhan ekor ikan hasil pancing. hal serupa juga juga dilakoni teman-teman seusianya. Hidup berdampingan dengan alam adalah warisan luhur. Mereka percaya dengan menjaga alam maka kehidupan mereka akan tercukupkan.
Sarina memasang umpan terigu dimata kailnya |
Bagi Sarina dan anak-anak kampung Warsambin laut adalah halaman depan rumah, tempat mencari makan dan bermain . Sarina berujar "kaka sehari saja tara makan ikan macam lain kah (ada yang aneh jika sehari saja tidak makan ikan)". Sejenak saya terdiam membayangkan bagaimana anak sekecil ini sangat tergantung pada laut dan sumberdaya alam. Apakah kita masih yakin menyiapkan alam yang baik bagi Sarina dan generasi selanjutnya! ketika eksploitasi sumberdaya alam dan keserakahan manusia terus terjadi
Sarina dengan ikan hasil tangkapannya |
Sorong 26-07-2017
Comments
Post a Comment